|
Add caption |
Dari Abu
Hurairah radhiallahu 'anhu:
Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan
yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada
bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan
para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya
maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).
Dari Ubadah bin AshShamit,
bahwa Rasulullah bersabda:
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan,
AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus
dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya
kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya,
maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu.
Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat
Allah di bulan ini. " (HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya
terpercaya).
Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i
dan Al-Baihaqi, keduanya dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah,
tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar darinya."
3. Dari Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam bersabda:
"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak
diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi, para
malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka,
Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfirman
(kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih
dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu,
'pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak
bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada
ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai
Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak.
Namun ovang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan
amalnya.' " (HR. Ahmad)'"
Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya
ada nash-Nash lain yang memperkuatnya.
KEUTAMAAN PUASA
1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan
satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu
untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan
syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orang yang berpuasa mendapatkan
dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan
ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa
lebih harum daripada aroma kesturi."
2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada
Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang
selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub
kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam
segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap
orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk
itu, Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan
dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari
makan dan minum." (HR. Al-Bukhari).
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqarrub
kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali
setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang
haram.
Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian
ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah,
ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub
dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya
dalam shalat malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya.
Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar
kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada
siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan
berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan
sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi
makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala puasa :
Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan
yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk
orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan
apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.
Orang berpuasa yang berjihad :
Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan
dua jihad, yaitu :
Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya
dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang
tak terhitung. Lihat Lathaa'iful Ma 'arif, oleh Ibnu Rajab, him.
163,165 dan 183.
KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN
BULAN RAMADHAN
1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam
Islam. Firman Allah Ta'ala :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa. "(Al-Baqarah : 183).
Sabda Nabi :
Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat
tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi hajike Baitul Haram. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting
untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan
dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat.
Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari
amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan
oleh Nabi:
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya.
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan
ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.
Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma
kesturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Dan sabda Nabi :
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan,
harus ada dua syarat berikut ini:
Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta 'ala.
2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai
petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang
petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih,
yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak
Nabi, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi:
"Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam
mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau
sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit
dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada
tahun itu ditentukan. Sabda Nabi :
"Barangsiapa mendirikan shalatpada Lailatul
Qadar karena iman dan mengharap pahala, dari Allah niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir,
dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di
malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang
senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan
kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada
setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca
Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati,
dan mengabulkan do'a kita.
5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu
Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah membedakan antara
yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin
serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.
6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota
Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga
masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong
dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan)
yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.
7. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu
Neraka ditutup dan para setan diikat.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat
dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan
ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal
shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya
dan beruntung.
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang –semoga
Allah menunjukinya- mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau
hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak
berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah
sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya.
Sabda Nabi :
"Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad, siapa
yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan
ia tidak mendapat ampunan, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga
Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin.
" (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) "'
Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, him. 37-39.
Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan
dipergunakan untuk berbagai amal kebaikan, seperti shalat, sedekah,
membaca Al-Qur'an, dzikir, do'a dan istighfar. Ramadhan adalah
kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah, untuk membersihkan
hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala
dosa, seperti berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar
yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya menjadi bersih
dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan
pembebasan dari api Neraka.
Tentang keutamaan Ramadhan,
bersabda:
'"Aku melihat seorang laki-laki dari umatku
terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa bulan
Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang " (HR. At-Tirmidzi,
Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits
ini hasan).
"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat
Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan
dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan.
" (HR.Muslim).
Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan
dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa
besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan
siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci
kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan
riba, mengambil risywah (uang suap), bersaksi palsu, memutuskan
perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan
keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu
dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul Karim, serta
adanya Lailatul Qadar -yang merupakan malam yang lebih balk daripada
seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah
melimpahkan taufik-Nya. Lihat kitab Kalimaat Mukhtaarah, hlm.
74 - 76.
HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN
DENGAN PUASA RAMADHAN
1. Definisi :
Puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan
bersenggama mulai dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya
matahari. Firman Allah Ta 'ala:
" …….dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.Kemudian sempurnakanlah
puasa itu sampai (datang) malam ... "(Al-Baqarah: 187),
2. Kapan dan bagaimana puasa Ramadhan diwajibkan
?
Puasa Ramadhan wajib dikerjakan setelah terlihatnya
hilal, atau setelah bulan Sya'ban genap 30 hari. Puasa Ramadhan
wajib dilakukan apabila hilal awal bulan Ramadhan disaksikan seorang
yang dipercaya, sedangkan awal bulan-bulan lainnya ditentukan
dengan kesaksian dua orang yang dipercaya.
3. Siapa yang wajib berpuasa Ramadhan ?
Puasa Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang
baligh (dewasa), aqil (berakal), dan mampu untuk berpuasa.
4. Syarat wajibnya puasa Ramadhan ?
Adapun syarat-syarat wajibnya puasa Ramadhan ada
empat, yaitu Islam, berakal, dewasa dan mampu.
5. Kapan anak kecil diperintahkan puasa ?
Para ulama mengatakan Anak kecil disuruh berpuasa
jika kuat, hal ini untuk melatihnya, sebagaimana disuruh shalat
pada umur 7 tahun dan dipukul pada umur 10 tahun agar terlatih
dan membiasakan diri.
6 Syarat sahnya puasa.
Syarat-syarat sahnya puasa ada enam :
Islam : tidak
sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam.
Akal : tidak sah
puasa orang gila sampai kembali berakal.
Tamyiz : tidak
sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang balk dengan
yang buruk).
Tidak haid : tidak
sah puasa wanita haid, sebelum berhenti haidnya.
Tidak nifas :
tidak sah puasa wanita nifas, sebelum suci dari nifas.
Niat : dari malam
hari untuk setiap hari dalam puasa wajib. Hal ini didasarkan pada
sabda Nabi : "Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam
hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. " (HR.Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa'i dan At-Tirmidzi. Ia adalah hadits
mauquf menurut At-Tirmidzi.
Dan hadits ini menunjukkan tidak sahnya puasa
kecuali diiringi dengan niat sejak malam hari, yaitu dengan meniatkan
puasa di salah satu bagian malam.
Sunah puasa ada enam :
Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama
tidak dikhawatirkan terbit fajar.
Segera berbuka puasa bila benar-benar matahari
terbenam.
Memperbanyak amal kebaikan, terutama menjaga
shalat lima waktu pada waktunya dengan berjamaah, menunaikan zakat
harta benda kepada orang-orang yang berhak, memperbanyak shalat
sunat, sedekah, membaca Al-Qur'an dan amal kebajikan lainnya.
Jika dicaci maki, supaya mengatakan: "Saya
berpuasa," dan jangan membalas mengejek orang yang mengejeknya,
memaki orang yang memakinya, membalas kejahatan orang yang berbuat
jahat kepadanya; tetapi membalas itu semua dengan kebaikan agar
mendapatkan pahala dan terhindar dari dosa.
Berdo'a ketika berbuka sesuai dengan yang diinginkan.
Seperti membaca do'a :
"Ya Allah hanya untuk-Mu aku beupuasa, dengan
rizki anugerah-Mu aku berbuka. Mahasuci Engkau dan segala puji
bagi-Mu. Ya Allah, terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui "
Berbuka dengan kurma segar, jika tidak punya
maka dengan kurma kering, dan jika tidak punya cukup dengan air.
HUKUM ORANG YANG TIDAK BERPUASA
RAMADHAN
Diperbolehkan tidak puasa pada bulan Ramadhan bagi empat golongan
:
Orang sakit yang berbahaya baginya jika berpuasa
dan orang bepergian yang boleh baginya mengqashar shalat. Tidak
puasa bagi mereka berdua adalah afdhal, tapi wajib menggadhanya.
Namun jika mereka berpuasa maka puasa mereka sah (mendapat pahala).
Firman Allah Ta'ala:
" …..Maka barangsiapa di antara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah
baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain... " (Al-Baqarah:184).
Maksudnya, jika orang sakit dan orang yang bepergian
tidak berpuasa maka wajib mengqadha (menggantinya) sejumlah hari
yang ditinggalkan itu pada hari lain setelah bulan Ramadhan.
Wanita haid dan wanita nifas: mereka tidak berpuasa
dan wajib mengqadha. Jika berpuasa tidak sah puasanya. Aisyah
radhiallahu 'anha berkata :
"Jika kami mengalami haid, maka diperintahkan
untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan menggadha shalat.
" (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Wanita hamil dan wanita menyusui, jika khawatir
atas kesehatan anaknya boleh bagi mereka tidak berpuasa dan harus
meng-qadha serta memberi makan seorang miskin untuk setiap hari
yang ditinggalkan. Jika mereka berpuasa maka sah puasanya. Adapun
jika khawatir atas kesehatan diri mereka sendiri, maka mereka
boleh tidak puasa dan harus meng-qadha saja. Demikian dikatakan
Ibnu Abbas sebagaimana diriwayatkan o!eh Abu Dawud. '7, Lihat
kitab Ar Raudhul Murbi', 1/124.
Orang yang tidak kuat berpuasa karena tua atau
sakit yang tidak ada harapan sembuh. Boleh baginya tidak berpuasa
dan memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya.
Demikian kata Ibnu Abbas menurut riwayat Al-Bukhari. Lihat kitab
Tafsir Ibnu Kalsir, 1/215.
Sedangkan jumlah makanan yang diberikan yaitu
satu mud (genggam tangan) gandum, atau satu sha' (+ 3 kg) dari
bahan makanan lainnya. Lihat kitab 'Lrmdatul Fiqh, oleh Ibnu Qudamah,
hlm. 28.
Hukum jima'pada siang hari bulan Ramadhan.
Diharamkan melakukan jima' (bersenggama) pada
siang hari bulan Ramadhan. Dan siapa yang melanggarnya harus meng-qadha
dan membayar kaffarah mughallazhah (denda berat) yaitu membebaskan
hamba sahaya. Jika tidak mendapatkan, maka berpuasa selama dua
bulan berturut-turut; jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang
miskin; dan jika tidak punya maka bebaslah ia dari kafarah itu.
Firman Allah Ta'ala.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya..." (Al-Baqarah: 285). Lihat
kitab Majalisu Syahri Ramadhan, hlm. 102 - 108.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan
karena lupa maka tidak batal puasanya.
Jima' (bersenggama).
Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam
hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah
bagi orang yang berpuasa.
Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena
onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja.
Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena
keluamya tanpa sengaja.
Keluarya darah haid dan nifas. Manakala seorang
wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik
pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau
minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak
wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka
wajib qadha. " (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa
muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya)."
DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari
Abu Hurairah secara maudu' dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam
silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita
darinya. Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman
Allah Ta'ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. "(Al-An'aam:
88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu
yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian
pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa
disengaja.
Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna
empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.
Kewajiban orang yang berpuasa :
Orang yang berpuasa, juga lainnya, wajib menjauhkan
diri dari perbuatan dusta, ghibah (menyebutkan kejelekan orang
lain), namimah (mengadu domba), laknat mendo'akan orang dijauhkan
dari rahmat Allah) dan mencaci-maki. Hendaklah ia menjaga telinga,
mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram, penglihatan
yang haram, pendengaran yang haram, makan dan minum yang haram.
Puasa yang disunatkan:
Disunatkan puasa 6 hari
pada bulan Syawwal, 3
hari pada setiap bulan (yang afdhal yaitu tanggal 13, 14
dan 15; disebut shaumul biidh), hari
Senin dan Kamis, 9 hari pertama bulan Dzul Hijjah
(lebih ditekankan tanggal 9, yaitu hari Arafah),
hari 'Asyura (tanggal 10 Muharram) ditambah sehari sebelum
atau sesudahnya untuk mengikuti jejak Nabi dan para sahabatnya
yang mulia serta menyelisihi kaum Yahudi.
Manfaatkan dan pergunakan masa hidup Anda, kesehatan
dan masa muda Anda dengan amal kebaikan sebelum maut datang menj
emput. Bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat dalam
setiap waktu dari segala dosa dan perbuatan terlarang. Jagalah
fardhu-fardhu Allah dan perintah-perintah-Nya serta jauhilah apa-apa
yang diharamkan dan dilarang-Nya, baik pada bulan Ramadhan maupun
pada bulan lainnya.
Jangan sampai Anda menunda-nunda taubat, lain
Anda pun mati dalam keadaan maksiat sebelum sempat bertaubat,
karena Anda tidak tahu apakah Anda dapat menjumpai lagi bulan
Ramadhan mendatang atau tidak?
Bersungguh-sungguhlah dalam mengurus keluarga,
anak-anak dan siapa saja yang menjadi tanggung jawab Anda agar
mereka taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari maksiat kepada-Nya.
Jadilah suri tauladan yang baik bagi mereka dalam segala bidang,
karena Andalah pemimpin mereka dan bertanggung jawab atas mereka
di hadapan Allah Ta'ala. Bersihkan rumah Anda dari segala bentuk
kemungkaran yang menjadi penghalang untuk berdzikir dan shalat
kepada Allah.
Sibukkan diri dan keluarga Anda dalam hal yang
bermanfaat bagi Anda dan mereka. Dan ingatkan mereka agar menjauhkan
diri dari hal yang membahayakan mereka dalam agama, dunia dan
akhirat mereka.
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita
semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan
salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad,
segenap keluarga dan para sahabatnya.
1.Dalilnya :
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena
iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
2. Dari Abdurrahman bin Auf radhiallahu 'anhu
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut bulan
Ramadhan seraya bersabda :
"Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya
dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa
dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala,
niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya."
(HR. An-Nasa'i, katanya: yang benar adalah dari Abu Hurairah),"
Menurut Al Arna'uth dalam "Jaami'ul Ushuul", juz 6,
hlm. 441, hadits ini hasan dengan adanya nash-nash lain yang memperkuatnya.
2. Hukumnya:
Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) hukumnya
sunnah mu 'akkadah (ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan beliau anjurkan serta sarankan kepada kaum
Muslimin. Juga diamalkan oleh Khulafa' Rasyidin dan para sahabat
dan tabi'in. Karena itu, seyogianya seorang muslim senantiasa
mengerjakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dan shalat malam
pada sepuluh malam terakhir, untuk mendapatkan Lailatul Qadar
3. Keutamaannya:
Qiyamul lail (shalat malam) disyariatkan pada
setiap malam sepanjang tahun. Keutamaannya besar dan pahalanya
banyak.
Firman Allah Ta'ala :"Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya ''( Maksudnya mereka tidak tidur di waktu
biasanya orang tidur, untuk mengejakan shalat malam) , sedang
mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan
mereka menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami berikan kepada
mereka. "(AsSajdah: 16).
Ini merupakan sanjungan dan pujian dari Allah
bagi orang-orang yang mendirikan shalat tahajjud di malam hari.
Dan sanjungan Allah kepada kaum lainnya dengan firman-Nya :"Mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam
mereka momohon ampun (kepada Allah) . " (Adz-Dzaariyaat:
17-18).
"Dan orang-orangyang melalui malam hari dengan
bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (Al-Furqaan: 64).
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi(dengan mengatakan:
Hadits ini hasan shahih dan hadist ini dinyatakan shahih oleh
Al-Hakim) dari Abdullah bin Salam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda :"Wahai sekalian manusia, sebarkan salam,
berilah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan dan shalatlah
pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya kalian masuk
Surga dengan selamat. "
Juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Bilal,
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah kamu mendirikan shalat malam
karena itu tradisi orang-orang shalih sebelummu. Sungguh, shalat
malam mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, menghapuskan kesalahan,
menjaga diri dari dosa dan mengusirpenyakit dari tubuh" (Hadits
ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menyetujuinya,
1/308),
Dalam hadits kaffarah dan derajat, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"Dan termasuk derajat: memberi makan, berkata
baik, dan mendirikan shalat malam ketika orang-orang tidur': dinyatakan
shahih oleh Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)" Lihat kitab Wazhaa'ifu
Ramadhan, oleh Ibnu Qaasim, hlm. 42, 43.
Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam
:"Sebaik-baik shalat setelah fardhu adalah shalat malam.
" (HR. Muslim).
4. Bilangannya :
Termasuk shalat malam: witir, paling sedikit
satu raka'at dan paling banyak 11 raka'at. Boleh melakukan witir
dengan satu raka'at saja, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam :"Barangsiapa yang ingin melakukan witir dengan
satu raka'at maka lakukanlah. " HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i.
Atau witir dengan tiga raka'at, berdasarkan sabda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :"Barangsiapa yang ingin
melakukan witir dengan tiga raka 'at maka lakukanlah. " (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa'i)·
Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam,
atau shalat dua raka'at dan salam kemudian shalat raka'at ketiga.
Atau witir dengan lima raka'at, diiakukan tanpa
duduk dan tidak salam kecuali pada akhir raka'at.
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:"Barangsiapa
ingin melakukan witir dengan lima raka'at maka lakukanlah. "(HR.
Abu Dawud dan An-Nasa'i).
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, beliau mengatakan:"Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam biasanya shalat malam tiga belas
raka'at, termasuk di dalamnya witir dengan lima raka 'at tanpa
duduk di salah satu raka 'atpun kecuali pada raka'at terakhir.
" (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ketiga hadits tersebut dinyatakan shahih oleh
Ibnu Hibban.
Atau witir dengan tujuh raka'at; dilakukan sebagaimana
lima raka'at. Berdasarkan penuturan Ummu Salamah radhiallahu 'anha
:"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya melakukan witir
dengan tujuh dan lima raka 'at tanpa diselingi dengan salam dan
ucapan. "(HR, Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).
Boleh juga melakukan witir dengan sembilan, sebelas,
atau tiga belas raka'at. Dan yang afdhal adalah salam setiap dua
rakaat kemudian witir dengan satu raka'at.
Shalat malam pada bulan Ramadhan memiliki keutamaan
dan keistimewaan atas shalat malam lainnya.
5. Waktunya :
Shalat malam Ramnahaan mencakup shalat pada permulaan
malam dan pada akhir malam.
6. Shalat Tarawih:
Shalat tarawih terrnasuk qiyam Ramadhan. Karena
itu, hendaklah bersungguh-sungguh dan memperhatikannya serta mengharapkan
pahala dan balasannya dari Allah. Malam Ramadhan adalah kesempatan
yang terbatas bilangannya dan orang mu'min yang berakal akan memanfaatkannya
dengan baik tanpa terlewatkan.
Jangan sampai ditinggalkan shalat tarawih, agar
memperoleh pahala dan ganjarannya. Dan jangan pulang dari shalat
tarawih sebelum imam selesai darinya dan dari shalat witir, agar
mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. Hal ini didasarkan pada
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
"Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama
imam sehingga selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk.
" (HR. Para penulis kitab Sunan,dengan sanad shahih) Lihat
kitab Majalisu Syahri Ramndhan, oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, him.
26-30.
Shalat tarawih adalah sunat, dilakukan dengan
berjama'ah lebih utama. Demikian yang masyhur dilakukan para sahabat,
dan diwarisi oleh umat ini dari mereka generasi demi generasi.
Shalat ini tidak ada batasannya. Boleh melakukan shalat 20 raka'at,
36 raka'at, 11 raka'at, atau 13 raka'at; semuanya baik. Banyak
atau sedikitnya raka'at tergantung pada panjang atau pendeknya
bacaan ayat. Dalam shalat diminta supaya khusyu', bertuma'ninah,
dihayati dan membaca dengan pelan; dan itu tidak bisa dengan cepat
dan tergesa-gesa. Dan sepertinya lebih baik apabila shalat tersebut
hanya dilakukan 11 raka'at.(Yaitu berdasarkan hadits Aisyah radiallahu'anha
yang artinya : " Tiadalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam
menambah (rakaat), baik di bulan Ramadhan atau (di bulan) lainya
lebih dari sebelas rakaat". (HR. Al-Bukhari dan An-Nasa'i)
MEMBACA AL-QUR'ANUL KARIM
DI BULAN RAMADHAN DAN LAINNYA
Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya
kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk,
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad,
yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Adalah ditekankan bagi seorang muslim yang mengharap
rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya untuk memperbanyak membaca
Al-Qur'anul Karim pada bulan Ramadhan dan buian-bulan lainnya
untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mengharap ridha-Nya,
memperoleh keutamaan dan pahala-Nya. Karena Al-Qur'anul Karim
adalah sebaik-baik kitab, yang diturunkan kepada Rasul termulia,
untuk umat terbaik yang pernah dilahirkan kepada umat manusia;
dengan syari'at yang paling utama, paling mudah, paling luhur
dan paling sempurna.
Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan
dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan.
Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan
pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.
Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan
isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka
di akhirat, dengan firmanNya " Maka barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. "
(Thaha:123),
Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah,
merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah telah mengancam
orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya :
"Barangsiapa berpaling dari Al-Qur'an maka
sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat. "
(Thaha : 100),
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. " (Thaha:
124),
Di antara keutamaan Al-Qur'an :
1. Firman Allah Ta 'ala :"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab
(Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
" (An-Nahl: 89),
2. Firman Allah Ta'ala :" Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. " (Al-Ma'idah:
15-16).
3. Firman Allah Ta 'ala :"Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi ouang-orang
yang beriman. " (Yunus: 57).
4. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :"Bacalah
Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi
syafa 'at bagi pembacanya. " (HR. Muslim dari Abu Umamah).
5. Dari An-Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, katanya : Aku
mendengar Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Didatangkan
pada hari KiamatAl-Qur'an dan para pembacanya yang mereka itu
dahulu mengamalkannya di dunia, dengan didahului oleh surat Al
Baqarah dan Ali Imran yang membela pembaca kedua surat ini. "
(HR, Muslim).
6. Dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, katanya: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Sebaik-baik kalian
adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. "
(HR. Al-Bukhar)
7. Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, katanya : Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:"Barangsiapa membaca satu huruf
dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan
itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam
mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan
mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan
shahih).
8. Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash radhiallahu
'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Dikatakan
kepada pembaca Al-Qur'an: "Bacalah, naiklah dan bacalah dengan
pelan sebagaimana yang telah kama lakukan di dunia, karena kedudukanmu
adalah pada akhir ayat yang kamu baca. "(HR. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi dengan mengatakan: hadits hasan shahih).
9. Dari Aisyah radhiallahu 'anhu, katanya : Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Orang yang membaca
Al-Qur'an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia
lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap
dan susah membacanya baginya dua pahala. " (Hadits Muttafaq
'Alaih).
Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah
payahnya.
10. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Tidak boleh hasut
kecuali dalam dua perkaua, yaitu: orang yang dikaruniai Allah
Al-Qur'an lalu diamalkannya pada waktu malam dan siang, dan orang
yang dikaruniai Allah harta lalu diinfakkannya pada waktu malam
dan siang "(Hadits Muttafaq 'Alaih).
Yang dimaksud hasut di sini yaitu mengharapkan
seperti apa yang dimiliki orang lain. ( Lihat kitab Riyadhus Shaalihiin,
hlm. 467-469.
Maka bersungguh-sungguhlah -semoga Allah menunjuki
Anda kepada jalan yang diridhaiNya untuk mempelajari Al-Qur'anul
Karim dan membacanya dengan niat yang ikhlas untuk Allah Ta'ala.
Bersungguh-sungguhlah untuk mempelajari maknanya dan mengamalkannya,
agar mendapatkan apa yang dijanjikan Allah bagi para ahli Al-Qur'an
berupa keutamaan yang besar, pahala yang banyak, derajat yang
tinggi dan kenikmatan yang abadi. Para sahabat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dahulu jika mempelajari sepuluh ayat dari Al-Qur'an,
mereka tidak melaluinya tanpa mempelajari makna dan cara pengamalannya.
Dan perlu Anda ketahui, bahwa membaca Al-Qur'an
yang berguna bagi pembacanya, yaitu membaca disertai merenungkan
dan memahami maknanya, perintah-perintahnya dan larangan-larangannya.
Jika ia menjumpai ayat yang memerintahkan sesuatu maka ia pun
mematuhi dan menjalankannya, atau menjumpai ayat yang melarang
sesuatu maka iapun meninggalkan dan menjauhinya. Jika ia menjumpai
ayat rahmat, ia memohon dan mengharap kepada Allah rahmat-Nya;
atau menjumpai ayat adzab, ia berlindung kepada
Allah dan takut akan siksa-Nya. Al-Qur'an itu
menjadi hujjah bagi orang yang merenungkan dan mengamalkannya;
sedangkan yang tidak mengamalkan dan memanfaatkannya maka Al-Qur'an
itu menjadi hujjah terhadap dirinya (mencelakainya).
Firman Allah Ta 'ala :"lni adalah sebuah
kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai
pikiran mendapatkan pelajaran." (Shad: 29).
Bulan Ramadhan memiliki kekhususan dengan Al-Qura'nul
Karim, sebagaimana firman Allah: "Bulan Ramadhan, yang di
dalamnya diturunkan permulaan Al-Qur'an ... "(Al-Baqarah:
185).
Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Jibril pada bulan
Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya Al-Qur'anul Karim.
Hal itu menunjukkan dianjurkannya mempelajari
Al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk itu, juga membacakan
Al-Qur'an kepada orang yang lebih hafal. Dan juga menunjukkan
dianjurkannya memperbanyak bacaan Al-Qur'an pada bulan Ramadhan.
Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk
mempelajari Al-Qur'anul Karim, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda :
"Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu
rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara
mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka
diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut oleh
Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya. " (HR. Muslim).
Ada dua cara untuk mempelajari Al-Qur'anul
Karim:
1. Membaca ayat yang
dibaca sahabat Anda.
2. Membaca ayat sesudahnya. Namun cara pertama
lebih baik.
Dalam hadits Ibnu Abbas di atas disebutkan pula mudarasah antara
Nabi dan Jibril terjadi pada malam hari. Ini menunjukkan dianjurkannya
banyak-banyak membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan pada malam hari,
karena malam merupakan waktu berhentinya segala kesibukan, kembali
terkumpulnya semangat dan bertemunya hati dan lisan untuk merenungkan.
Seperti dinyatakan dalam firman Allah :
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah
lebih tepat (untuk khusyu '), dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
"(Al-Muzzammil: 6).
Disunatkan membaca Al-Qur'an dalam kondisi sesempurna
mungkin, yakni dengan bersuci, menghadap kiblat, mencari waktu-waktu
yang paling utama seperti malam, setelah maghrib dan setelah fajar.
Boleh membaca sambil berdiri, duduk, tidur, berjalan
dan menaiki kendaraan. Berdasarkan firman Allah :
"(Yaitu) orang-orang yang dzikir kedada Allah
sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring... "(A1'Imran:
191).
Sedangkan Al-Qur'anul Karim merupakan dzikir yang
paling agung.
KADAR BACAAN YANG DISUNATKAN
Disunatkan mengkhatamkan Al-Qur'an setiap minggu, dengan setiap
hari' membaca sepertujuh dari Al-Qur'an dengan melihat mushaf,
karena melihat mushaf merupakan ibadah. Juga mengkhatamkannya
kurang dari seminggu pada waktu-waktu yang mulia dan di tempat-tempat
yang mulia, seperti: Ramadhan, Dua Tanah Suci dan sepuluh hari
Dzul Hijjah karena memanfaatkan waktu dan tempat. Jika membaca
Al-Qur'an khatam dalam setiap tiga hari pun baik, berdasarkan
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abdullah bin Amr
:
"Bacalah Al-Qur'an itu dalam setiap tiga
hari "( Lihat kitab Fadhaa'ilul qur'an, oleh Ibnu Katsir,
him. 169-172 dan Haasyiatu Muqaddimatit Tafsiir, oleh Ibnu Qaasim,
hlm. 107.)
Dan makruh menunda khatam Al-Qur'an lebih dari empat puluh hari,
bila hal tersebut dikhawatirkan membuatnya lupa. Imam Ahmad berkata
: "Betapa berat beban Al-Qur'an itu bagi orang yang menghafalnya
kemudian melupakannya."
Dilarang bagi yang berhadats kecil maupun besar
menyentuh mushaf, dasarnya firman Allah Ta 'ala :
"Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang
disucikan. "(Al-Waqi'ah: 79).
Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wassallam :
"Tidak dibenarkan menyentuh Al-Qur'an ini
kecuali orang yang suci. " (HR. Malik dalam AlMuwaththa,Ad-Daruquthni
dan lainnya)" (Hai ini diperkuat hadits Hakim bin Hizam yang
lafazhnya: "Jangan menyentuh Al-qur'an kecuali jika kamu
suci." (HR. Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan menyatakannya
shahih).
AL-QUR'ANUL KARIM SYARI'AT
SEMPURNA
Asy-Syathibi dalam kitab Al-Muwaafaqaat mengatakan : "Sudah
menjadi kesepakatan bahwa kitab yang mulia ini adalah syari'at
yang sempurna, sendi agama, sumber hikmah, bukti kerasulan, cahaya
penglihatan dan hujjah. Tiada jalan menuju Allah selainnya, tiada
keselamatan kecuali dengannya dan tidak ada yang dapat dijadikan
pegangan sesuatu yang menyelisihinya. Kalau demikian halnya, mau
tidak mau bagi siapa yang hendak mengetahui keuniversalan syariat,
berkeinginan mengenal tujuan-tujuannya serta mengikuti jejak para
ahlinya harus menjadikannya sebagai kawan bercakap dan teman duduknya
sepanjang siang dan malam dalam teori dan praktek; maka dekat
waktunya ia mencapai tujuan dan menggapai cita-cita serta mendapati
dirinya termasuk orang-orang pendahulu, dan dalam rom an pertama
jika ia mampu. Dan tidaklah mampu atas hal itu kecuali orang yang
senantiasa menggunakan apa yang dapat membantunya, yaitu sunnah
yang menjelaskan kitab ini. Selainnya, adalah ucapan para imam
terkemuka dan salaf pendahulu yang dapat membimbingnya dalam tujuan
yang mulia ini." ( Lihat AI Muwafaqaat, oleh Asy-Syathibi,
31224.)
HUKUM MELAGUKAN AL-QUR'AN
Pembaca dan pendengar Al-Qur'an yang hatinya disibukkan dengan
lagu dan sejenisnya -yang dapat mengakibatkan perubahan firman
Allah, padahal kita diperintahkan untuk memperhatikannya sebenamya
menghalangi hatinya dari apa yang dikehendaki Allah dalam kitab-Nya,
memutuskannya dari pemahaman firman-Nya. Mahasuci firman Allah
dari hal itu semua. Imam Ahmad melarang talhin dalam membaca Al-Qur'an,
yaitu yang menyerupai lagu, beliau berkata : "Itu bid'ah.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Fadhaa 'ilul Qur'an
mengatakan: "Sasaran yang diminta menurut syara' tiada lain
yaitu memperindah suara yang dapat mendorong untuk merenungkan
dan memahami Al-Qur'an yang mulia dengan khusyu', tunduk, dan
patuh penuh ketaatan. Adapun suara-suara dengan lagu yang diada-adakan
yang terdiri atas nada dan irama yang melalaikan, serta aturan
musikal, maka Al-Qur'an adalah suci; dari hal ini dan tak layak
jika dalam membacanya diperlakukan demikian." (Lihat kitab
Fadhaa'ilul qur'an, oleh Ibnu Katsir, him. 125-126.)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: "Irama-irama yang
dilarang para ulama untuk membaca Al-Qur'an yaitu yang dapat memendekkan
huruf yang panjang, memanjangkan yang pendek, menghidupkan huruf
yang mati dan mematikan yang hidup. Mereka lakukan hal itu supaya
sesuai dengan irama lagu-lagu yang merdu. Jika hal itu dapat mengubah
aturan Al-Qur'an dan menjadikan harakat sebagai huruf, maka haram
hukumnya. (Lihat Haasyiatu Muqaddimatit Tafsiir, oleh Ibnu Qaasim,
him. 107.)
SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas
raldhiallahu 'anhuma, ia berkata :
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah
orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan
Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya
Al-Qur'an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan,
lalu membacakan kepadanya Al-Qur'an. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada
angin yang berhembus.
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan:
"Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu
kecuali memberikannya. "
Dan menurut riwayat Al-Baihaqi, dari Aisyah radhiallahu 'anha
:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi
setiap orang yang meminta. "
Kedermawanan adalah sifat murah hati dan banyak memberi. Allah
pun bersifat Maha Pemurah, Allah Ta'ala Maha Pemurah, kedermawanan-Nya
berlipat ganda pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang
paling dermawan, juga paling mulia, paling berani dan amat sempurna
dalam segala sifat yang terpuji; kedermawanan beliau pada bulan
Ramadhan berlipat ganda dibanding bulan-bulan lainnya, sebagaimana
kemurahan Tuhannya berlipat ganda pada bulan ini.
Berbagai pelajaran yang dapat diambil dari berlipatgandanya kedermawanan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di bulan Ramadhan :
Bahwa kesempatan ini amat berharga dan melipatgandakan
amal kebaikan.
Membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir
untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka;
sebagaimana siapa yang membekali orang yang berperang maka ia
memperoleh seperti pahala orang yang berperang, dan siapa yang
menanggung dengan balk keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh
pula seperti pahala orang yang berperang. Dinyatakan dalam hadits
Zaid bin Khalid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau
bersabda:
"Barangsiapa memberi makan kepada orang yang
berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa
mengurangi sedikitpun dari pahalanya. " (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Bulan Ramadhan adalah saat Allah berderma kepada para hamba-Nya
dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api Neraka, terutama
pada Lailatul Qadar Allah Ta 'ala melimpahkan kasih-Nya kepada
para hamba-Nya yang bersifat kasih, maka barangsiapa berderma
kepada para hamba Allah niscaya Allah Maha Pemurah kepadanya dengan
anugerah dan kebaikan. Balasan itu adalah sejenis dengan amal
perbuatan.
Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersama-sama
termasuk sebab masuk Surga. Dinyatakan dalam hadits Ali radhiallahu
'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh di Surga terdapat ruangan-ruangan
yang bagian luamya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya
dapat dilihat dari luar. " Maka berdirilah kepada beliau
seorang Arab Badui seraya berkata: Untuk siapakah ruangan-ruangan
itu wahai Rasulullah? jawab beliau: "Untuk siapa saja yang
berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam
ketika orang-orang dalam keadaan tidur. " (HR. At-Tirmidzi
dan Abu Isa berkata, hadits ini gharib)
Semua kriteria ini terdapat dalam bulan Ramadhan.
Terkumpul bagi orang mukmin dalam bulan ini; puasa, shalat malam,
sedekah dan perkataan baik. Karena pada waktu ini orang yang berpuasa
dilarang dari perkataan kotor dan perbuatan keji. Sedangkan shalat,
puasa dan sedekah dapat menghantarkan pelakunya kepada Allah Ta
'ala.
Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersama-sama lebih dapat menghapuskan
dosa-dosa dan menjauhkan dari api Neraka Jahannam, terutama jika
ditambah lagi shalat malam. Dinyatakan dalam sebuah hadits bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang
dari api Neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan " (
Hadits riwayat Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari Ustman bin
Abil-'Ash; juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya
serta dinyatakan shahih oleh Hakim dan disetujui Adz-Dzahabi.)
Hadits riwayat Ahmad dengan isnad hasan dan Al-Baihaqi.
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abu Hurairah
bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Puasa itu perisai dan benteng kokoh yang
melindungi seseorang) dari api Neraka"
Dan dalam hadits Mu'adz radhiallahu 'anhu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sedekah dan shalat seseorang di tengah malam
dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api" (Hadist
riwayat At-Tirmidzi dan katrrnya. "Hadits hasan shnhih. "
Dalam puasa, tentu terdapat kekeliruan serta kekurangan.
Dan puasa dapat menghapuskan dosa-dosa dengan syarat menjaga diri
dari apa yang mesti dijaga. Padahal kebanyakan puasa yang dilakukan
kebanyakan orang tidak terpenuhi dalam puasanya itu penjagaan
yang semestinya. Dan dengan sedekah kekurangan dan kekeliruan
yang terjadi dapat terlengkapi. Karena itu pada akhir Ramadhan,
diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa
dari perkataan kotor dan perbuatan keji.
Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya. Jika ia dapat
membantu orang lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum
maka kedudukannya sama dengan orang yang meninggalkan syahwatnya
karena Allah, memberikan dan membantukannya kepada orang lain.Untuk
itu disyari'atkan baginya memberi hidangan berbuka kepada orang-orang
yang berpuasa bersamanya, karena makanan ketika itu sangat disukainya,
maka hendaknya ia membantu orang lain dengan makanan tersebut,
agar ia termasuk orang yang memberi makanan yang disukai dan karenanya
menjadi orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat makanan
dan minuman yang dianugerahkan kepadanya, di mana sebelumnya ia
tidak mendapatkan anugerah tersebut. Sungguh nikmat ini hanyalah
dapat diketahui nilainya ketika tidak didapatkan. (Lihat kitab
Larhaa'iful Ma'arif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 172-178.)
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya (kepada kita
semua). Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah
kepada Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya.
TAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG
PUASA
Allah Ta'ala berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kama agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang teutentu.
Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya bevpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak beupuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa
yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang
lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui "(Al-Baqarah: 183-184)
Allah berfirman yang ditujukan kepada orang-orang beriman dari
umat ini, seraya menyuruh mereka agar berpuasa. Yaitu menahan
dari makan, minum dan bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah
Ta'ala. Karena di dalamnya terdapat penyucian dan pembersihan
jiwa, juga menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan
akhlak yang rendah.
Allah menyebutkan, di samping mewajibkan atas umat ini, hal yang
sama juga telah diwajibkan atas orang-orang terdahulu sebelum
mereka. Dari sanalah mereka mendapat teladan. Maka, hendaknya
mereka berusaha menjalankan kewajiban ini secara lebih sempurna
dibanding dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Tafsir Ibn Katsir,
11313.)
Lalu, Dia memberikan alasan diwajibkannya puasa
tersebut dengan menjelaskan manfaatnya yang besar dan hikmahnya
yang tinggi. Yaitu agar orang yang berpuasa mempersiapkan diri
untuk bertaqwa kepada Allah, Yakni dengan meninggalkan nafsu dan
kesenangan yang dibolehkan, semata-mata untuk mentaati perintah
Allah dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Agar orang beriman
termasuk mereka yang bertaqwa kepada Allah, taat kepada semua
perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan dan segala yang
diharamkan-Nya. (Tafsir Ayaatul Ahkaam, oleh Ash Shabuni, I/192.)
Ketika Allah menyebutkan bahwa Dia mewajibkan puasa atas mereka,
maka Dia memberitahukan bahwa puasa tersebut pada hari-hari tertentu
atau dalam jumlah yang relatif sedikit dan mudah. Di antara kemudahannya
yaitu puasa tersebut pada bulan tertentu, di mana seluruh umat
Islam melakukannya.
Lalu Allah memberi kemudahan lain, seperti disebutkan dalam firman-Nya:
"Maka barangsiapa di antara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain. " (Al-Baqarah: 184)
Karena biasanya berat, maka Allah memberikan keringanan kepada
mereka berdua untuk tidak berpuasa. Dan agar hamba mendapatkan
kemaslahatan puasa, maka Allah memerintahkan mereka berdua agar
menggantinya pada hari-hari lain. Yakni ketika ia sembuh dari
sakit atau tak iagi melakukan perjalanan, dan sedang dalam keadaan
luang. (Lihat kitab Tafsiirul Lat'nifil Mannaan fi Khulaashati
Tafsiiril Qur'an, oleh Ibnu Sa'di, hlm. 56.)
Dan firman Allah Ta 'ala :
"Maka barangsiapa di antara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari lain." (Al-Baqarah : 184)
Maksudnya, seseorang boleh tidak berpuasa ketika sedang sakit
atau dalam keadaan bepergian, karena hal itu berat baginya. Maka
ia dibolehkan berbuka dan mengqadha'nya sesuai dengan bilangan
hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari lain.
Adapun orang sehat dan mukim (tidak bepergian) tetapi berat (tidak
kuat) menjalankan puasa, maka ia boleh memilih antara berpuasa
atau memberi makan orang miskin. Ia boleh berpuasa, boleh pula
berbuka dengan syarat memberi makan kepada satu orang miskin untuk
setiap hari yang ditinggalkannya. Jika ia memberi makan lebih
dari seorang miskin untuk setiap harinya, tentu akan lebih baik.
Dan bila ia berpuasa, maka puasa lebih utama daripada memberi
makanan. Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas radhiallahu 'anhum berkata:
"Karena itulah Allah berfirman :
"Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. " (Tafsir Ibnu Katsir; 1/214)
Firman Allah Ta 'ala :
"(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa
sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghenda
ukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Baqarah: 185).
Allah memberitahukan bahwa bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa
bagi mereka itu adalah bulan Ramadhan. Bulan di mana Al-Qur'an
–yang dengannya Allah memuliakan umat Muhammad-diturunkan
untuk pertama kalinya. Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai undang-undang
serta peraturan yang mereka pegang teguh dalam kehidupan. Di dalamnya
terdapat cahaya dan petunjuk. Dan itulah jalan kebahagiaan bagi
orang yang ingin menitinya. Di dalamnya terdapat pembeda antara
yang hak dengan yang batil, antara petunjuk dengan kesesatan dan
antara yang halal dengan yang haram.
Allah menekankan puasa pada bulan Ramadhan karena
bulan itu adalah bulan diturunkannya rahmat kepada segenap hamba,
Dan Allah tidak menghendaki kepada segenap hamba-Nya kecuaii kemudahan.
Karena itu Dia membolehkan orang sakit dan musafir berbuka puasa
pada hari-hari bulan Ramadhan (Tqfsir Ayarul Ahkam oleh Ash Shabuni,
I/192), dan memerintahkan mereka menggantinya, sehingga sempurna
bilangan satu bulan. Selain itu, Dia juga memerintahkan memperbanyak
dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni
pada saat sempurnanya' bulan Ramadhan. Karena itu Allah berfirman
:
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghenda ukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, agar kama bersyukur. " (Al- Baqarah:
185).
Maksudnya, bila Anda telah menunaikan apa yang
diperintahkan Allah, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal
yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta
menjaga batasan-batasan (hukum)-Nya, maka hendaklah kamu termasuk
orang-orang yang bersyukur karenanya. ')" (Tafsir Ibnu Karsir,
1/218)
Lalu Allah berfirman :
"Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo 'a apabila ia memohon Kepada-Ku maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(Al-Baqarah:186)
Sebab Turunnya ayat :
Diriwayatkan bahwa seorang Arab badui bertanya : "Wahai Rasulullah,
apakah Tuhan kita dekat sehingga kita berbisik atau jauh sehingga
kita berteriak (memanggil-Nya ketika berdo'a)?" Nabi shallallahu
'alaihi wasallam hanya terdiam, sampai Allah menurunkan ayat di
atas. ' (Tafsir Ibnu Katsir; I/219.)
Tafsiran ayat:
Allah menjelaskan bahwa Diri-Nya adalah dekat.
Ia mengabulkan do'a orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan
orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara Diri-Nya
dengan salah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka
menghadap hanya kepada-Nya dalam berdo'a dan merendahkan diri,
lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata. (Tafsir Ibnu Katsir,
I/218.)
Adapun hikmah penyebutan'Allah akan ayat ini yang
memotivasi memperbanyak do'a berangkaian dengan hukum-hukum puasa
adalah bimbingan kepada kesungguhan dalam berdo'a, ketika bilangan
puasa telah sempurna, bahkan setiap kali berbuka.
Anjuran dan Keutamaan Do'a:
Banyak sekali nash-nash yang memotivasi untuk berdo'a, menerangkan
fadhilah (keutamaan)nya dan mendorong agar suka melakukannya.
Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Firman Allah Ta 'ala :
"Dan Tuhanmu berfirman: Berdo'alah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (Ghaafir: 60). Di dalamnya
Allah memerintahkan berdo'a dan Dia menjamin akan mengabulkannya.
2. Firman Allah Ta'ala :
"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah
diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. " (Al-A'raaf: 55).
Maksudnya, berdo'alah kepada Allah dengan menghinakan
diri dan secara rahasia, penuh khusyu' dan merendahkan diri. "Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Yakni
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas, baik dalam berdo'a
atau lainnya, orang-orang yang melampaui batas dalam setiap perkara.
Termasuk melampaui batas dalam berdo'a adalah permintaan hamba
akan berbagai hal yang tidak sesuai untuk dirinya atau dengan
meninggikan dan mengeraskan suaranya dalam berdo'a.
Dalam Shahihain, Abu Musa Al-Asy'ari berkata:
"Orang-orang meninggikan suaranya ketika berdo'a, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Wahai sekalian manusia, kasihanilah dirimu,
sesungguhnya kamu tidak berdo'a kepada Dzat yang tuli, tidak pula
ghaib. Sesungguhnya Dzat yang kama berdo'a pada-Nya itu Maha Mendengar
lagi Maha Dekat. "
3. Firman Allah Ta 'ala : "Atau siapakah yang memperkenankan
(do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya,
dan yang menghilangkan kesusahan?" (An Naml: 62).
Maksudnya, apakah ada yang bisa mengabulkan do'a orang yang kesulitan,
yang diguncang oleh berbagai kesempitan, yang sulit mendapatkan
apa yang ia minta, sehingga tak ada jalan lain ia baru keluar
dari keadaan yang mengungkunginya, selain Allah semata? Siapa
pula yang menghilangkan keburukan (malapetaka), kejahatan dan
murka, selain Allah semata?
4. Dari An-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Do'a adalah ibadah." (HR, Abu Daud
dan At-TiYmidzi, At-Tirmidzi berkata, hadits hasan shahih).
Dari Ubadah bin Asb-Shamit radhiallahu 'anhu ia berkata, sesungguhnya
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak ada seorang muslim yang berdo'a kepada
Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Dia mengabulkannya,
atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selama
ia tidak meminta suatu dosa atau pemutusan kerabat. " Maka
berkatalah seouang laki-laki dari kaum: "Kalau begitu, kita
memperbanyak (do'a). "
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah memberikan kebaikan-Nya lebih banyak daripada yang
kalian minta" (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hadits hasan
shahih), (Lihat kitab Riyaadhus Shaalihiin, hlm. 612 dan 622)
Lalu Allah Ta'ala berfirman :
"Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan
puasa bercampur dengan isteri-isterimu; mereka itu adalah pakaian
bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahrvasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan cavilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu,
dan makan minumlah hinngga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang)
malam, (tetapi)janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu
beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah
kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertaqwa." (Al-Baqarah:187)
Sebab turunnya ayat :
Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra' bin 'Azib, bahwasanya
ia berkata :
"Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, jika seseorang (dari mereka) berpuasa, dan telah datang
(waktu) berbuka, tetapi ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan
pada malam dan siang harinya hingga sore. Suatu ketika Qais bin
Sharmah Al-Anshari dalam keadaan puasa, sedang pada siang harinya
bekerja di kebun kurma. Ketika datang waktu berbuka, ia mendatangi
isterinya seraya berkata padanya: "Apakah engkau memiliki
makanan ?" Ia menjawab: "Tidak, tetapi aku akan pergi
mencarikan untukmu." Padahal siang harinya ia sibuk bekerja,
karena itu ia tertidur. Kemudian datanglah isterinya. Tatkala
ia melihat suaminya (tertidur) ia berkata: "Celaka kamu."
Ketika sampai tengah hari, ia menggauli (isterinya). Maka hal
itu diberitahukan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, sehingga
turunlah ayat ini :
"Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan
puasa bercampur dengan isteri-isterimu. "
Maka mereka sangat bersuka cita karenanya, kemudian
turunlah ayat berikut :
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (Lihat kitab Ash
Shahiihul Musnad min Asbaabin Nuzuul, hlm. 9.)
Tafsiran ayat :
Allah Ta'ala berfirman untuk memudahkan para hamba-Nya
sekaligus untuk membolehkan mereka bersenang-senang (bersetubuh)
dengan isterinya pada malam-malam bulan Ramadhan, sebagaimana
mereka dibolehkan pula ketika malam hari makan dan minum :
"Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan
puasa melakukam "rafats" dengan isteri- isterimu."
Rafats adalah bersetubuh dan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya. Dahulu, mereka dilarang melakukan hal tersebut (pada
malam hari), tetapi kemudian Allah membolehkan mereka makan minum
dan melampiaskan kebutuhan biologis, dengan bersenang-senang bersama
isteri-isteri mereka. Hal itu untuk menampakkan anugerah dan rahmat
Allah pada mereka.
Allah menyerupakan wanita dengan pakaian yang menutupi badan.
Maka ia adalah penutup bagi laki-laki dan pemberi ketenangan padanya,
begitupun sebaliknya.
Ibnu Abbas berkata: "Maksudnya para isteri
itu merupakan ketenangan bagimu dan kamu pun merupakan ketenangan
bagi mereka."
Dan Allah membolehkan menggauli para isteri hingga
terbit fajar. Lalu Dia mengecualikan keumuman dibolehkannya menggauli
isteri (malam hari bulan puasa) pada saat i'tikaf. Karena ia adalah
waktu meninggalkan segala urusan dunia untuk sepenuhnya konsentrasi
beribadah. Pada akhirnya Allah menutup ayat-ayat yang mulia ini
dengan memperingatkan agar mereka tidak melanggar perintah-perintah-Nya
dan melakukan hal-hal yang diharamkan serta berbagai maksiat,
yang semua itu merupakan batasan-batasan-Nya. Hal-hal itu telah
Dia jelaskan kepada para hamba-Nya agar mereka menjauhinya, serta
taat berpegang teguh dengan syari'at Allah sehingga mereka menjadi
orang-orang yang bertaqwa. (Tafsir Ayaatil Ahkaam, oleh Ash-Shabuni,
I/93.)
10 Cara Cerdas Mengatur Keuangan Pribadi
- Ekonomi
-
- 11 Jun 2013 03:44
Penghasilan sebagai
pekerja sebesar apapun yang didapat tidak akan pernah cukup memenuhi
kebutuhan, jika tak dihentikan kata puas.
Di sisi lain
peningkatan biaya hidup kian tak terbendung. Bila tak pintar-pintar
mengatur keuangan maka bukan untung yang diraih tapi bisa utang yang
menumpuk.
Tak ingin terus terperosok dalam mengatur keuangan,
berikut 10 cara cerdas yang bisa ditiru tentang pengelolaan keuangan
pribadi, melansir laman US News tentang personal finance, Selasa (11/6/2013):
1. Tetapkan Tujuan Keuangan
Bagi
beberapa orang, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan menyisihkan
sebagian uang untuk membeli rumah dengan tiga kamar tidur berpagar
putih. Mimpi lain melanglang buana ke seluruh dunia.
Memang benar
jika memiliki tujuan yang pasti akan membuat lebih mudah mengatur
keuangan pribadi. Hal itu juga akan menjadi motivasi untuk mengumpulkan
pendapatan.
2. Buat Rencana Pengeluaran
Kebanyakan
orang menghabiskan sekitar 2/3 dari pendapatan mereka pada tiga hal
penting, yakni: makanan, perumahan, dan transportasi. Adapula pembayaran
utang, tabungan, biaya rumah tangga, dan barang-barang opsional seperti
hiburan.
Anda sebaiknya membuat anggaran tahunan dengan mengalokasikan tujuan belanja berdasarkan pembagian pos masing-masing.
3. Tahan Diri Terhadap Godaan Tawaran Penjualan
Toko
memang diciptakan untuk menguras habis kantong pembeli. Tawaran promosi
seperti diskon, hadiah hiburan adalah beberapa teknik yang digunakan
penjual untuk menarik konsumen.
Tapi jika kita mengetahui trik
mereka, akan membuat kita bisa menahan godaan dari tawaran-tawaran
tersebut. Hal lebih mudah adalah segera mengatakan tidak atas semua
tawaran tersebut.
4. Lacak Pengeluaran Pribadi
Melacak
setiap pengeluaran selama dua minggu dapat menyaring pengeluaran yang
tidak perlu, seperti makanan restoran dan biaya taksi.
5. Mencari Produk Serupa yang Menawarkan Harga Lebih MurahPenetapan
harga produk di sebuah toko ternyata bisa jauh lebih mahal dari harga
awal produk tersebut. Jika ketika ingin membeli satu produk dan melihat
harga yang lebih rendah tercantum di tempat lain, jangan ragu untuk
pindah ke toko tersebut.
6. Lakukan Riset Online Sebelum Mengunjungi Toko
Situs
review produk, dan gudang diskon online sering memberikan informasi
tentang bagaimana dan di mana untuk menemukan penawaran terbaik.
Apalagi jika ada tawaran pengiriman gratis, bisa membuat pembelian online sebagai pilihan.
7. Cari Pendapatan Lebih dari Satu Sumber
Pada
zaman sekarang apapun bisa terjadi. Kurangnya keamanan kerja di pasar
saat ini membuat siapa pun bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi
pemotongan gaji.
Namun hal ini diperbaiki jika ada sumber penghasilan kedua. Carilah ide-ide tentang cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.
8. Mulai Bisnis Sendiri
Seperti
di Amerika, resesi mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi
kewirausahaan, sebagai cara untuk mengambil kembali kendali kehidupan
finansial mereka.
Bahkan usaha relatif kecil, seperti blog yang
menghasilkan uang melalui iklan atau kebun yang menghasilkan bunga, bisa
berubah menjadi sumber keamanan finansial.
9. Negosiasikan Gaji Kembali Banyak
pekerja merasa beruntung memiliki pekerjaan dalam kondisi saat ini.
Namun kadang meminta kenaikan gaji dapat menjadi langkah yang lebih
cerdas.
Jika Anda baru saja berganti pekerjaan, menerima
promosi, atau menyadari dibayar rendah dibandingkan dengan rekan-rekan
yang lain, mungkin sudah saatnya untuk duduk dengan atasan dan meminta
kenaikan gaji.
10. Jangan Menghindar dari UtangUtang
memiliki reputasi buruk karena dinilai menyebabkan kebangkrutan. Namun
mengambil kredit dengan pengelolaan yang tepat ternyata dapat berguna.
Kredit memungkinkan orang untuk membeli rumah maupun membiayai keperluan mendesak lainnya. Tapi tetap evaluasi keputusan tentang utang ini dengan mempertimbangkan dampaknya secara hati-hati. (Nur)
(Nrm)
- See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/609338/10-cara-cerdas-mengatur-keuangan-pribadi#sthash.cwx19ww8.dpuf
10 Cara Cerdas Mengatur Keuangan Pribadi
- Ekonomi
-
- 11 Jun 2013 03:44
Penghasilan sebagai
pekerja sebesar apapun yang didapat tidak akan pernah cukup memenuhi
kebutuhan, jika tak dihentikan kata puas.
Di sisi lain
peningkatan biaya hidup kian tak terbendung. Bila tak pintar-pintar
mengatur keuangan maka bukan untung yang diraih tapi bisa utang yang
menumpuk.
Tak ingin terus terperosok dalam mengatur keuangan,
berikut 10 cara cerdas yang bisa ditiru tentang pengelolaan keuangan
pribadi, melansir laman US News tentang personal finance, Selasa (11/6/2013):
1. Tetapkan Tujuan Keuangan
Bagi
beberapa orang, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan menyisihkan
sebagian uang untuk membeli rumah dengan tiga kamar tidur berpagar
putih. Mimpi lain melanglang buana ke seluruh dunia.
Memang benar
jika memiliki tujuan yang pasti akan membuat lebih mudah mengatur
keuangan pribadi. Hal itu juga akan menjadi motivasi untuk mengumpulkan
pendapatan.
2. Buat Rencana Pengeluaran
Kebanyakan
orang menghabiskan sekitar 2/3 dari pendapatan mereka pada tiga hal
penting, yakni: makanan, perumahan, dan transportasi. Adapula pembayaran
utang, tabungan, biaya rumah tangga, dan barang-barang opsional seperti
hiburan.
Anda sebaiknya membuat anggaran tahunan dengan mengalokasikan tujuan belanja berdasarkan pembagian pos masing-masing.
3. Tahan Diri Terhadap Godaan Tawaran Penjualan
Toko
memang diciptakan untuk menguras habis kantong pembeli. Tawaran promosi
seperti diskon, hadiah hiburan adalah beberapa teknik yang digunakan
penjual untuk menarik konsumen.
Tapi jika kita mengetahui trik
mereka, akan membuat kita bisa menahan godaan dari tawaran-tawaran
tersebut. Hal lebih mudah adalah segera mengatakan tidak atas semua
tawaran tersebut.
4. Lacak Pengeluaran Pribadi
Melacak
setiap pengeluaran selama dua minggu dapat menyaring pengeluaran yang
tidak perlu, seperti makanan restoran dan biaya taksi.
5. Mencari Produk Serupa yang Menawarkan Harga Lebih MurahPenetapan
harga produk di sebuah toko ternyata bisa jauh lebih mahal dari harga
awal produk tersebut. Jika ketika ingin membeli satu produk dan melihat
harga yang lebih rendah tercantum di tempat lain, jangan ragu untuk
pindah ke toko tersebut.
6. Lakukan Riset Online Sebelum Mengunjungi Toko
Situs
review produk, dan gudang diskon online sering memberikan informasi
tentang bagaimana dan di mana untuk menemukan penawaran terbaik.
Apalagi jika ada tawaran pengiriman gratis, bisa membuat pembelian online sebagai pilihan.
7. Cari Pendapatan Lebih dari Satu Sumber
Pada
zaman sekarang apapun bisa terjadi. Kurangnya keamanan kerja di pasar
saat ini membuat siapa pun bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi
pemotongan gaji.
Namun hal ini diperbaiki jika ada sumber penghasilan kedua. Carilah ide-ide tentang cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.
8. Mulai Bisnis Sendiri
Seperti
di Amerika, resesi mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi
kewirausahaan, sebagai cara untuk mengambil kembali kendali kehidupan
finansial mereka.
Bahkan usaha relatif kecil, seperti blog yang
menghasilkan uang melalui iklan atau kebun yang menghasilkan bunga, bisa
berubah menjadi sumber keamanan finansial.
9. Negosiasikan Gaji Kembali Banyak
pekerja merasa beruntung memiliki pekerjaan dalam kondisi saat ini.
Namun kadang meminta kenaikan gaji dapat menjadi langkah yang lebih
cerdas.
Jika Anda baru saja berganti pekerjaan, menerima
promosi, atau menyadari dibayar rendah dibandingkan dengan rekan-rekan
yang lain, mungkin sudah saatnya untuk duduk dengan atasan dan meminta
kenaikan gaji.
10. Jangan Menghindar dari UtangUtang
memiliki reputasi buruk karena dinilai menyebabkan kebangkrutan. Namun
mengambil kredit dengan pengelolaan yang tepat ternyata dapat berguna.
Kredit memungkinkan orang untuk membeli rumah maupun membiayai keperluan mendesak lainnya. Tapi tetap evaluasi keputusan tentang utang ini dengan mempertimbangkan dampaknya secara hati-hati. (Nur)
(Nrm)
- See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/609338/10-cara-cerdas-mengatur-keuangan-pribadi#sthash.cwx19ww8.dpuf
10 Cara Cerdas Mengatur Keuangan Pribadi
- Ekonomi
-
- 11 Jun 2013 03:44
Penghasilan sebagai
pekerja sebesar apapun yang didapat tidak akan pernah cukup memenuhi
kebutuhan, jika tak dihentikan kata puas.
Di sisi lain
peningkatan biaya hidup kian tak terbendung. Bila tak pintar-pintar
mengatur keuangan maka bukan untung yang diraih tapi bisa utang yang
menumpuk.
Tak ingin terus terperosok dalam mengatur keuangan,
berikut 10 cara cerdas yang bisa ditiru tentang pengelolaan keuangan
pribadi, melansir laman US News tentang personal finance, Selasa (11/6/2013):
1. Tetapkan Tujuan Keuangan
Bagi
beberapa orang, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan menyisihkan
sebagian uang untuk membeli rumah dengan tiga kamar tidur berpagar
putih. Mimpi lain melanglang buana ke seluruh dunia.
Memang benar
jika memiliki tujuan yang pasti akan membuat lebih mudah mengatur
keuangan pribadi. Hal itu juga akan menjadi motivasi untuk mengumpulkan
pendapatan.
2. Buat Rencana Pengeluaran
Kebanyakan
orang menghabiskan sekitar 2/3 dari pendapatan mereka pada tiga hal
penting, yakni: makanan, perumahan, dan transportasi. Adapula pembayaran
utang, tabungan, biaya rumah tangga, dan barang-barang opsional seperti
hiburan.
Anda sebaiknya membuat anggaran tahunan dengan mengalokasikan tujuan belanja berdasarkan pembagian pos masing-masing.
3. Tahan Diri Terhadap Godaan Tawaran Penjualan
Toko
memang diciptakan untuk menguras habis kantong pembeli. Tawaran promosi
seperti diskon, hadiah hiburan adalah beberapa teknik yang digunakan
penjual untuk menarik konsumen.
Tapi jika kita mengetahui trik
mereka, akan membuat kita bisa menahan godaan dari tawaran-tawaran
tersebut. Hal lebih mudah adalah segera mengatakan tidak atas semua
tawaran tersebut.
4. Lacak Pengeluaran Pribadi
Melacak
setiap pengeluaran selama dua minggu dapat menyaring pengeluaran yang
tidak perlu, seperti makanan restoran dan biaya taksi.
5. Mencari Produk Serupa yang Menawarkan Harga Lebih MurahPenetapan
harga produk di sebuah toko ternyata bisa jauh lebih mahal dari harga
awal produk tersebut. Jika ketika ingin membeli satu produk dan melihat
harga yang lebih rendah tercantum di tempat lain, jangan ragu untuk
pindah ke toko tersebut.
6. Lakukan Riset Online Sebelum Mengunjungi Toko
Situs
review produk, dan gudang diskon online sering memberikan informasi
tentang bagaimana dan di mana untuk menemukan penawaran terbaik.
Apalagi jika ada tawaran pengiriman gratis, bisa membuat pembelian online sebagai pilihan.
7. Cari Pendapatan Lebih dari Satu Sumber
Pada
zaman sekarang apapun bisa terjadi. Kurangnya keamanan kerja di pasar
saat ini membuat siapa pun bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi
pemotongan gaji.
Namun hal ini diperbaiki jika ada sumber penghasilan kedua. Carilah ide-ide tentang cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.
8. Mulai Bisnis Sendiri
Seperti
di Amerika, resesi mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi
kewirausahaan, sebagai cara untuk mengambil kembali kendali kehidupan
finansial mereka.
Bahkan usaha relatif kecil, seperti blog yang
menghasilkan uang melalui iklan atau kebun yang menghasilkan bunga, bisa
berubah menjadi sumber keamanan finansial.
9. Negosiasikan Gaji Kembali Banyak
pekerja merasa beruntung memiliki pekerjaan dalam kondisi saat ini.
Namun kadang meminta kenaikan gaji dapat menjadi langkah yang lebih
cerdas.
Jika Anda baru saja berganti pekerjaan, menerima
promosi, atau menyadari dibayar rendah dibandingkan dengan rekan-rekan
yang lain, mungkin sudah saatnya untuk duduk dengan atasan dan meminta
kenaikan gaji.
10. Jangan Menghindar dari UtangUtang
memiliki reputasi buruk karena dinilai menyebabkan kebangkrutan. Namun
mengambil kredit dengan pengelolaan yang tepat ternyata dapat berguna.
Kredit memungkinkan orang untuk membeli rumah maupun membiayai keperluan mendesak lainnya. Tapi tetap evaluasi keputusan tentang utang ini dengan mempertimbangkan dampaknya secara hati-hati. (Nur)
(Nrm)
- See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/609338/10-cara-cerdas-mengatur-keuangan-pribadi#sthash.cwx19ww8.dpuf