Minggu, 13 Juli 2014

islamic knowledge......

Sabar Menurut Al-Qur’an


H. Muhammad Jamhuri, Lc.

“…Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d [13]:23-24)
Sabar termasuk akhlak yang paling utama yang banyak mendapat perhatian Al-Qur’an dalam surat-suratnya. Imam al-Ghazali berkata, “Allah swt menyebutkan sabar di dalam al-Qur’an lebih dari 70 tempat.”
Ibnul Qoyyim mengutip perkataan Imam Ahmad: “Sabar di dalam al-Qur’an terdapat di sekitar 90 tempat.”
Abu Thalib al-Makky mengutip sebagian perkataan sebagian ulama: “Adakah yang lebih utama daripada sabar, Allah telah menyebutkannya di dalam kitab-Nya lebih dari 90 tempat. Kami tidak mengetahui sesuatu yang disebutkan Allah sebanyak ini kecuali sabar.”

Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya disebutkan pada QS.Al-Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.”
Kebalikan sabar adalah jaza’u (sedih dan keluh kesah), sebagaimana di dalam firman Allah QS. Ibrahim [14]: 21, “…sama saja bagi kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”
Macam-macam Sabar Dalam al-Qur’an
Aspek kesabaran sangat luas, lebih luas dari apa yang selama ini dipahami oleh orang mengenai kata sabar. Imam al-Ghazali berkata, “Bahwa sabar itu ada dua; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa pukulan yang berat atau sakit yang kronis. Yang kedua adalah al-shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan tuntutan-tuntutan hawa nafsu. Bentuk kesabaran ini (non fisik) beraneka macam;
Jika berbentuk sabar (menahan) dari syahwat perut dan kemaluan disebut iffah
Jika di dalam musibah, secara singkat disebut sabar, kebalikannya adalah keluh kesah.
Jika sabar di dalam kondisi serba berkucukupan disebut mengendalikan nafsu, kebalikannya adalah kondisi yang disebut sombong (al-bathr)
Jika sabar di dalam peperangan dan pertempuran disebut syaja’ah (berani), kebalikannya adalah al-jubnu (pengecut
Jika sabar di dalam mengekang kemarahan disebut lemah lembut (al-hilmu), kebalikannya adalah tadzammur (emosional)
Jika sabar dalam menyimpan perkataan disebut katum (penyimpan rahasia)
Jika sabar dari kelebihan disebut zuhud, kebalikannya adalah al-hirshu (serakah)
Kebanyakan akhlak keimanan masuk ke dalam sabar, ketika pada suatu hari Rasulullah saw ditanya tentang iman, beliau menjawab: Iman aadalah sabar. Sebab kesabaran merupakan pelaksanaan keimanan yang paling banyak dan paling penting. “Dan orang-orang yang sabar dalam musibah, penderitaan dan dalam peperangan mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 177)
Dari itu kita dapat memahami mengapa al-Qur’an menjadikan masalah sabar sebagai kebahagiaan di akhirat, tiket masuk ke surga dan sarana untuk mendapatkan sambutan para malaikat. Dalam surat Al-Insan [72]: 12 “Dan Dia memberi balasan kepada mereka atas kesabaran mereka dengan surga dan (pakaian) sutera”. Dalam surat Ar-Ra’d [13]:23-24 “…Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
Sabar, Suatu Kekhasan Manusia
Sabar adalah kekhasan manusia, sesuatu yang tidak terdapat di dalam binatang sebagai faktor kekurangannya, dan di dalam malaikat sebagai faktor kesempurnaannya.
Binatang telah dikuasai penuh oleh syahwat. Karena itu, satu-satunya pembangkit gerak dan diamnya hanyalah syahwat. Juga tidak memiliki “kekuatan” untuk melawan syahwat dan menolak tuntutannya, sehingga kekuatan menolak tersebut bisa disebut sabar.
Sebaliknya, malaikat dibersihkan dari syahwat sehingga selalu cenderung kepada kesucian ilahi dan mendekat kepada-Nya. Karena itu tidak memerlukan “kekuatan” yang berfungsi melawan setiap kecenderungan kepada arah yang tidak sesuai dengan kesucian tersebut.
Tetapi manusia adalah makhluk yang dicipta dalam suatu proses perkembangan; merupakan makhluk yang berakal, mukallaf (dibebani) dan diberi cobaan, maka sabar adalah “kekuatan” yang diperlukan untuk melawan “kekuatan” yang lainnya. Sehingga terjadilah “pertempuran” antara yang baik dengan yang buruk. Yang baik dapat juga disebut dorongan keagamaan dan yang buruk disebut dorongan syahwat.
Pentingnya Kesabaran
Agama tidak akan tegak, dan dunia tidak akan bangkit kecuali dengan sabar. Sabar adalah kebutuhan duniawi keagamaan. Tidak akan tercapai kemenangan di dunia dan kebahagaiaan di akhirat kecuali dengan sabar.
Al-Qur’an telah mengisyaratkan pentingnya kesabaran ini. Ketika mengyinggung masalah penciptaan manusia dan cobaan penderitaan yang akan dihadapinya. Dalam surat Al-Insaan [76]: 2 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang tercampur yang Kami hendak mengujinya )dengan perintah dan larangan)”.
Pentingnya Kesabaran Bagi Orang Beriman.
Sudah menjadi sunnatulah bahwa kaum muslimin harus berhadapan dengan para musuhnya yang jahat yang membuat makar dan tipu daya. Seperti Allah menciptakan Iblis untuk Adam; Namrud untuk Ibrahim; Fir’aun untuk Musa dan Abu Jahal untuk Muhammad saw.
Dalam Surat al-Ankabut [29]]: 1-3 “Ali Laam Miim. Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan; kami telah beriman, padahal mereka belum diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
#


TARBIYAH ISLAMIYAH


Tarbiyah? Apa maksud tarbiyah? Biasa dalam usrah selalu je dengar perkataan ni tapi kadang-kadang konfius. Salah satu bahasa arab yang agak famous la jugak.haha. (sbb xtaw sgat ckap bahse arab sgat). 1st time saya dengar tarbiyah bagi saya maksudnya ialah satu proses pembelajaran. Ala-ala macam belajar dekat sekolah tue.. ada cikgu ad students. Murrobi atau kakak usrah kita la cikgu dan kita sebagai mad’u mereka la students. Tapi sejauh mana kebenarannya? Mari kita terjah maksud tarbiyah islamiyah yang sebenarnya! ;)
Tarbiyah Islamiyah secara umum difahami sebagai pendidikan Islam, yang bertujuan memberikan gambaran Islam dengan benar dan menyeluruh, yang meliputi seluruh aspek kehidupan, bukan hanya sebagai ibadah ritual saja, sehingga peserta tarbiyah, dapat memahami wajah Islam yang sebenarnya dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup .
Tarbiyah Islamiyah yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki manusia dan merupakan cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia secara langsung dalam bentuk keteladanan untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik yang akan melahirkan kepribadian yang utuh, tidak terpecah dan bercabang. Peribadi yang mantap dengan keterpaduan pribadi Muslim yang tercermin dalan keteguhan akidah, keluhuran akhlaqnya, kebersihan hatinya, kebaikan tingkah lakunya, baik dalam ibadahnya dan masyarakat
Tarbiyah merupakan salah satu dari kewajiban seorang Muslim,
Sebagaimana firman Allah SWT,
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS. 9: 122)
Tarbiyah
merupakan proses pembelajaran yang terus menerus, dalam hal ini adalah pendidikan yang berkesinambungan dan pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan yang seumur hidup inilah maka tarbiyah harus diiringi dengan kekuatan untuk mempertahankannya, sehingga tidak menjadi surut di akhirnya.
Ada tiga prinsip yang dapat menjaga agar tarbiyah ini dapat terus berkesinambungan, yaitu:

1. Keimanan dan keislaman yang utuh yang senantiasa menjadikan individu tersebut beramal shaleh.
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. 2: 208)
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang telah kami turunkan. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ingatlah hari yang waktu itu Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (hisab), itulah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal sholeh, maka Allah akan menghapuskan segala kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. 64: 8-9)
2. Hubungan yang baik di antara peserta tarbiyah dengan bentuk kecintaan sesama peserta tarbiyah karena Allah.
"Dan berpeganglah kamu semua kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (semasa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.?" (QS. 3: 103)
3. Pengorbanan yang tulus, baik itu pengorbanan harta benda, pemikiran, waktu, dan lain-lain.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka?." (QS. 9: 111)
Tarbiyah di dalamnya memiliki tiga kegiatan, iaitu :
1. Tilawah (membaca)Maksudnya adalah berusaha memahami Al Qur'an dan mengamalkannya atau dengan kata lain menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup.
"Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan (sekalian makhluq)." (QS. 96:1)
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. 2: 2)
2. Tadzkiyah (mensucikan)Mensucikan diri dari segala kekotoran jiwa seperti kemaksiatan dan kejahiliyahan.
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhami kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. 92: 17-21)
3. Ta'lim (mengajarkan)Dari pemahaman yang telah kita dapatkan melalui tiwalah tadi dan melaksanakan tadzkiyah, kita mengajarkan kembali Al Qur'an dan diharapkan dengan mengajarkan kembali, kita dapat lebih memahami lagi Al Qur'an tersebut.
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab dan hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, 'Hendaklah kami menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.' Akan tetapi (dia berkata), 'Hendaklah kami menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS. 3: 79)
Bagi merealisasikan sasaran dalam proses tarbiyah, terdapat beberapa aspek yang perlu diberi perhatian seperti halaqah, mabit, rehlah, mukhayyam dan jaulah. Di antara sarana tarbiyah tersebut, halaqah atau usrah merupakan tunjang utama dalam pembentukan individu muslim dalam diri setiap umat.
Dalam proses tarbiyah melalui halaqah ini, setiap mad’u akan berada secara langsung di bawah asuhan seorang murabbi. Sehingga setiap kecenderungan dan perubahan yang terjadi akan bisa dipantau oleh murabbi di mana setiap pengisiannya bersumberkan Al quran dan As sunnah. Sesungguhnya perjalanan tarbiyah melalui sistem halaqah mampu memantapkan proses penyiapan individu muslim secara integral.
Jadi, buat sahabat-sahabat yang sudah mula menceburkan diri dalam usrah sama ada secara langsung atau tidak langsung harus konsisten dengannya dan menanamkan semangat untuk meneruskan sunah nabi ini. Kita juga harus menghadiri setiap program yang sudah di aturkan oleh murabbi kita supaya di akhirnya kita supaya bisa membina peribadi individu muslim yang utuh. Force yourself! Mujahadah melawan nafsu. Insya’Allah. Semoga perjalanan kita mencari redhaNya dipermudahkan http://menggapaihusnulkhotimah.blogspot.com/2011/01/tarbiyah-islamiyah.html

0 komentar:

Posting Komentar